Datanglah sesekali ke Jalan Jaksa di Jakarta, kawasan ini memang terkenal sebagai pusatnya backpacker di Indonesia. Biasanya para pelancong dengan budget rendah; biasa disebut backpacker yang masuk Indonesia melalui Jakarta tinggal beberapa waktu di Jalan Jaksa sambil mencari-cari informasi ke destinasi selanjutnya. Penampilan backpacker yang identik dengan kaos oblong, sandal atau traveling shoes, tas punggung besar alias backpack berwarna cerah yang bisa membawa beban hingga 30 kilogram.
Backpackers yang lalu lalang sambil membawa backpack mereka mengingatkan akan pemandangan di kampung halamanku, Banjarsari;sebuah desa kecil di kecamatan Pengandonan Ogan Komering Ulu. Setiap pagi ada pemandangan khas ibu-ibu dan kaum usia produktif menggendong bake di punggungnya membawa bekal dan alat-alat untuk bertani. Bake adalah semacam tas punggung yang terbuat dari anyaman bambu, di sisi-sisinya terbuat dari rotan sebagai penguat. Bake dilengkapi dengan tali yang bisa diselempangkan di pundak dan satu tali untuk disangkutkan kepala untuk menahan beban.
Bake adalah backpack yang multi fungsi. Kalau pagi digunakan untuk mengangkut alat dan bekal, ketika pulang digunakan untuk mengangkut hasil panen dari kebun atau sesekali digunakan untuk mengangkut kayu bakar. Bake memang benar-benar produk yang ramah lingkungan dan hargnya terjangkau dibandingkan dengan merek-merek seperti EIGER tau Alpine.
Seiring perputaran waktu, terkadang aku berkhayal gimana nanti kalo suatu waktu ibung-ibung* di kampungku tidak lagi menggendong bake ke kebun tapi menggendong backpack sebagai gantinya. Woooowwwwww….!! Pasti jadi sedikit cerah warna-warni di kampungku.
Notes:
*Bake diucapkan Bake (seperti ke dalam kata kemana).
*Ibung = bibik, sebutan umum untuk wanita yang usianya lebih muda dari ibu.
No comments:
Post a Comment